Selasa, 17 April 2012

it's me.. Jangan Meremehkan Seorang Pendiam


karakter dari seorang yang pendiam itu bisa dikategorikan seperti ini:
1. Betul-betul jarang berbicara
Quote:
Baginya banyak berbicara (nggedabrus istilah di daerah ane) cuman buang-buang air ludah, bicara secukupnya aja, kalo perlu cuman bilang YES atau NO.
2. Suka menghindari masalah.
Quote:
Tidak suka memancing keributan, dan terkadang lari dari masalah, tipikal orang yang tabah, tapi kurang sabar menghadapi masalah.
3. Tidak menyukai perdebatan
Quote:
Tergolong orang yang mengalah dalam hal ini, cenderung menarik diri dari perdebatan. Memiliki emosi tinggi, pemuak, dan pembosan.
4. Orang pendiam itu pendendam.
Quote:
Dan akan memberi kejutan yang tidak terduga oleh musuhnya. Jika mereka marah, seperti kerasukan jin, dan seperti bukan dia yang semula (bah, kayak NARUTO dengan Kyubii aja nih, . Mau polisi, gubernur, atau bapaknya sendiri, gak akan membuatnya gentar sebelum yang membuat dia marah masuk UGD.
5. Soal cinta.
Quote:
Tidak akan pernah diketahui dari tipe semacam ini.
6. Kehidupan tertutup untuk umum.
Quote:
Mereka berjalan seolah di kiri dan kanan tidak ada orang. Pandangannya lurus dan terkadang menunduk.
7. Suka berbicara dengan diri sendiri (ngudo roso kalo orang JAWA bilang).
Quote:
Orang pendiam merasa memiliki dua roh dalam satu raga, bukan sakit jiwa maksudnya gan, gini, otak mereka bertanya pada hatinya. Mereka adalah seorang pemikir dan selalu berfikir dan seorang penyendiri. Otak mereka seperti server yang mengolah data tanpa henti.
8. Sifatnya sukar diterka
Quote:
Tidak banyak yang mengerti dengan wataknya, dan secara tiba-tiba menghilang tanpa kabar.
9. Tidak suka keramaian
Quote:
Konser, orkes dangdut apalagi, lebih suka berdiam diri.
10. Mistik dan Gaib
Quote:
Seorang pendiam menyukai hal-hal mistik dan gaib. Untuk hal ini jarang banget terjadi.
11. Tidak iri hati, tidak dengki, tidak sirik.
Quote:
Tetangga mau orang beli pesawat, tetep aja cuek bebek dan masa bodoh, mau kebakaran, mau kenduri, emang gue pikirin, itulah wataknya.
12. Apa adanya.
Quote:
Jika ia senyum atau tertawa, tidak pernah dibuat-buat.
13. Tidak pandai berbasa-basi.
Quote:
Suka murung, suka menyimpan rahasia dan pada dasarnya, mereka adalah orang yang tulus.
14. Bukan playboy.
Quote:
Orang pendiam sangat mencintai dan menyayangi keluarganya, menyayangi anak dan istri.



Quote:
Tambahan
15. Mereka akan mencoba memperbaiki kipas angin. Jika gagal, maka ia kan mencobanya lagi, jika gagal, coba lagi, jika gagal untuk ketiga kalinya, ia akan hancurkan kipas angin itu sampai remuk.

Senin, 16 April 2012

Cewek Pengemudi Porsche Ini Sudah Cantik, Kaya dan Berhati Mulia


Jarang jarang ditemui cewek seperti ini, sudah kaya raya (bayangkan saja tongkrongannya mobil sekaliber Porsche) cantik pula dan yang paling penting adalah cewek ini hatinya sungguh mulia, mau berbagi waktu dan tenaga untuk membantu seorang wanita paruh baya yang tergeletak pingsang di trotoar jalan.
Quote:



Kejadian ini terjadi di pinggir tepian jalan Haizhu Guangzhou Cina pada tanggal 25 Desember beberapa hari lalu, disaat orang yang lalu lalang di jalan ramai tersebut acuh tak acuh dengan keadaan sang wanita yang renta dan tak berdaya tersebut, masih ada yang peduli membantu dan membawa sang korban yang pingsan tersebut ke sebuah rumah sakit terdekat untuk dirawat.
Quote:


Ternyata masih ada orang kaya yang berhati mulia dan ringan tangan untuk membantu sesama yang kesulitan. Saat ini banyak keprihatinan tentang sikap acuh tak acuh atau kita sebut apatis pada masyarakat di negeri Cina yang tengah tumbuh pesat perekonomiannya, seperti kisah seorang balita yang ditabrak sebuah vans dan belasan orang yang lewat mengacuhkan hal tersebut . Semoga saja kisah pengendara mobil Porsche berwarna biru ini memberi inspirasi positif pada diri kita, semakin kaya semakin rendah hati dan tidak sombong.






   Cewek Pengemudi Porsche Ini Sudah Cantik, Kaya dan Berhati Mulia
sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=12267453

Kisah Piermario Morosini "Cerita Sedih Si Pria 'Berhati Emas'"

Dunia sepakbola khususnya Italia tengah berduka pasca meninggalnya Piermario Morosini. Pria 25 tahun "berhati emas" itu pergi meninggalkan dunia ini dengan cerita hidupnya yang boleh dibilang menyedihkan.

Morosini, terakhir kali bermain di Livorno dan pesepakbola yang berposisi sebagai gelandang itu menghembuskan nafas terakhir saat klubnya tengah menghadapi tuan rumah Pescara, Sabtu (14/4/2012) malam WIB.

Saat itu pertandingan memasuki menit ke-31 dan Livorno tengah unggul 2-0, tiba-tiba Morosini terjatuh di lapangan. Seketika petugas medis di stadion itu memberinya pertolongan pertama dan langsung membawanya ke rumah sakit.

Sayang takdir berkata lain dan Morosini harus dipanggil Tuhan dalam perjalanan ke rumah sakit. Eks anggota timnas Italia U-21 itu kemudian divonis mengalami serangan jantung.

Kejadian tragis itu kemudian segera menyebar ke seluruh dunia dan sepakbola pun harus berduka ketika salah satu pelakonnya meninggal saat sedang bertanding. Boleh dibilang tak ada satupun fans sepakbola yang mengenal siapa Morosini sebelum ini.

Morosini lebih banyak malang melintang di klub-klub kecil seperti Vicenza, Reggina, Padova, dan Livorno. Meskipun ia sempat memperkuat Udinese dan Bologna, tapi masa tinggalnya di sana sangatlah singkat. Di level timnas, Morosini hanya sempat memperkuat level U-17, U-18, U-19, U-20 dan U-21.

Kariernya yang terhitung biasa-biasa dengan 141 penampilan dan satu gol, sejak debut profesionalnya tahun 2005, pun setali tiga uang dengan cerita kehidupannya yang sungguh memilukan. 

Morosini harus kehilangan ibunya tahun 2001 ketika umurnya 15 tahun, lalu ia menjadi yatim-piatu setelah sang ayah meninggal dua tahun setelahnya. Tak lama adiknya harus meninggal karena insiden bunuh diri. Setelahnya Morosini hidup bertiga dengan kakak laki-laki dan perempuan, yang menderita cacat.

"Dia sangat baik sekali, selalu membantu keluarganya. Dialah Piermario Morosini," tutur eks pelatihnya di akademi Atalanta, Mino Favini, seperti dilansir Football Italia.

"Dia tumbuh bersamaku di Atalanta dan aku melihatnya bermain ketika masih kecil. Dia adalah pribadi fantastis yang selalu ingin menolong siapapun. Dia hidup untuk keluarganya," sambungnya.

"Meskipun ia adalah orang yang sangat tidak beruntung. Ketika masih kecil dia kehilangan kedua orangtuanya, Kedua kakaknya mengalami cacat fisik. Adik laki-lakinya pun bunuh diri dengan melompat dari jendela. Kehidupannya sangatlah tidak beruntung."

"Udinese mengontraknya dari kami dan dia sangat bertalenta. Dia punya karier yang hebat, semua rekannya menghormatinya. Kemana dia pergi, orang-orang memujinya. Dia berhati emas," tuntas Favini.

"Meskipun ia mempunyai banyak masalah keluarga, Moro selalu tersenyum dan tidak pernah ingin masalah itu menganggunya. Seperti itulah saya ingin mengingatnya," tukas eks rekan setimnya di Vicenza, Raffaele Schiavi.

Kejadian Morosini itu pun seakan membuka kembali "luka" dunia sepakbola terkait mereka-mereka yang meninggal di lapangan akibat serangan jantung. Sebelumnya ada Marc-Fivien Foe, Miklos Feher, Serginho, Antonio Puerta dan Phill O'Donnel.

Selamat jalan, Morosini!


Piermario Morosini sempat jatuh-bangun, seperti berjuang melawan serangan jantung yang menyergap dia di lapangan, sebelum kemudian ajal menjemputnya.

Saat pertandingan Seri B antara tuan rumah Pescara versus Livorno di Stadio Adriatico, Sabtu (14/4/2012), Morosini yang bermain untuk tim tamu kolaps di lapangan di menit ke-31.

Gelandang berusia 25 tahun itu tiba-tiba terjatuh saat mendekati kotak penalti timnya. Pemain yang dipinjam dari Udinese itu sempat terlihat tiga kali berusaha bangkit, namun akhirnya tak mampu dan kemudian tertelungkup.

Seorang rekan setimnya, Pasquale Schiattarella, yang melihatnya terjerembab sendiri, langsung berteriak-teriak meminta tim medis masuk. Ia juga tampak meminta wasit menghentikan pertandingan, tapi sempat terabaikan karena wasit dalam posisi membelakangi mereka.

Selama beberapa menit petugas kesehatan melakukan penanganan darurat. Mobil ambulans kabarnya sedikit kesulitan masuk ke dalam stadion karena pintu darurat terhalang mobil polisi. Disebutkan bahwa penanganan pada Morosini terhambat sekitar enam menit.

Meski sebelumnya ada yang media setempat yang mengabarkan Morosini tewas di dalam ambulans, tapi ia dipastikan meninggal dunia setibanya di rumah sakit Civilo Spirite Santo.

"Dia menatap mataku ketika masuk mobil ambulans," ungkap Chief Executive Pescara, Danilo Iannascoli, kepada Sky. "Morosini jatuh, dia mencoba bangun tapi jatuh lagi. Petugas kesehatan kami menyadari apa yang sedang terjadi."

Menurut kantor berita ANSA, begitu kabar meninggalnya Morosini terdengar, rekan-rekan setim almarhum yang menyusul ke rumah sakit, tumpah tangisnya dan meraung-raung penuh duka.

Tragedi Morosni terjadi ketika publik sepakbola masih terbayang-bayang dengan insiden kolapsnya pemain Bolton Wanderers, Fabrice Muamba, di lapangan, saat pertandingan melawan Tottenham Hotspur di Piala FA, 18 Maret lalu.

Muamba sangat beruntung karena nyawanya terselamatkan meski jantungnya sempat berhenti total selama 78 menit. Pemain berusia 24 tahun itu saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit. Gangguan jantung yang menyergapnya di lapangan itu disebut cardiac arrest, sama seperti yang menyerang Morosini.



Kematian Piermario Morosini menjadi kabar duka yang mengejutkan Mario Balotelli. Dari musibah yang menerpa pemain Livorno itu, Super Mario mengaku dirinya mendapat pelajaran berharga dalam hidup.

Morosini menghembuskan napasnya yang terakhir dalam perjalanan ke rumah sakit. Sebelumnya, dia mengalami kolaps di tengah pertandingan antara Livorno kontra Pescara dalam lanjutan laga Seri B Italia.

Kematian Morosini menghentak sepakbola Italia, dan memaksa otoritas sepakbola negara tersebut meliburkan kompetisi di sepanjang akhir pekan. Dari Inggris, Mario Balotelli menjadi salah satu pemain yang secara emosional merasakan dampaknya.

Morosini dan Balotelli pernah sama-sama memperkuat timnas Italia U-21. Dari kematian mendadak rekannya, pesepakbola yang kerap memicu kontroversi itu mengaku dapat pelajaran berharga soal kehidupan.

"Dia benar-benar menyukai sepakbola. Itu tragedi yang memilukan dan mengajarkan kita untuk berkaca, menghargai dan menghormati kehidupan. Saya terkejut saat mendengar berita kematian Morosini. Saya tidak mempercayainya dan berharap itu cuma lelucon yang buruk," sahut Balotelli pada ANSA dan dikutip dari Football Italia.

"Dia benar-benar orang yang menyenangkan, sungguh baik. Ini membuat saya berkaca pada diri saya sendiri terkait banyak hal. Itu mengajarkan saya untuk menghargai hidup, menghormatinya dan mejalankan kehidupan dengan waspada dan penuh kehormatan," lanjut striker Manchester City itu.

Senin, 09 April 2012

[FIKSI] Ketika "kata" Cinta Menjadi Tak Berharga

Pada pertengahan Januari, di saat gemercik hujan membasahi rumput yg telah kering karena kejamnya terik mentari, aku mulai meraba dan selami makna mengapa aku di sini. Hari itu, aku melihat jasadku tersungkur lemah dalam bingkai jiwa yg begitu sepi dan ditemani basuhan air hujan yg seolah tenangkan aku. Aku bagai seorang anak bayi yg merengek meminta belaian dan air susu ibunya. Sungguh semua tanya yg t'lah ada membuatku tak kuasa berjalan di duniaku sekarang.

Indah tawamu mengalun merdu di telingaku dan meresap ke dalam sekat jiwaku yg perlahan tertutup. Kunyanyikan bait-bait lagu yg terdengar dari hati ini, ternyata bait lagu itu adalah bait lagu kerinduanku kepada sosok keindahan. Jemariku pun perlahan bergerak menuliskan sesuatu di hamparan tanah basah yg menjadi saksi kepedihan ku. "Rindu"... Kemudian ku tersadar dan bertanya,"Siapakah orang itu?"

Pikiran dan jiwa ini melayang dan tiba pada pembaringannya yg indah. Kulihat sosok perempuan yg sangat kukenal. Mungkinkah dia yg kurindukan? Kemudian hasrat ini membara ingin mengecup bibir tipis nan indah itu. Perlahan ku dekati dan dengan mesra, ruh ku mencumbui jasad perempuan yg tertidur itu. Aku membara dalam panas nafsu yg semakin lama semakin menyiksa. Sesaat jiwaku bergumam, "Bukan.. bukan dia yg kurindukan. Kecantikannya telah mempesonaku dan telah membawaku dalam pertarungan nafsuku". Kemudian jiwaku kembali ke jasadku yg menggigil dalam balutan hujan yang dingin.

Terdengar langkah kaki mendekatiku dalam indah tariannya bersama sang hujan dan perlahan aku melihat samar lalu gelap menjelma.

"Di mana aku?"

Kaget dan tersentak adalah gambaran jiwaku saat ini. Keindahan itu terbalut dalam busana yang sederhana. Mata sendu yang indah itu mengisyaratkan kehidupannya yang begitu nikmat bersama kehidupannya yang hampir tak punya apa-apa. Aku merasa seperti seorang pangeran dalam dongeng yang ditemukan tergeletak tak berdaya oleh seorang rakyat jelata yang begitu mempesona. Gubuk ini bagiku bagaikan sebuah istana megah dibandingkan rumahku yg hanya beralaskan tanah dan beratapkan hiasan langit wlaupun hujan kadang datang bermain bersamaku.

"Siapa kamu?"

Jawaban dari pertanyaanku hanya dijawabnya dengan senyuman. Dan dengan langkah yg begitu sempurna, dia datang kepadaku membawa segelas air dan semangkuk buah yang mungkin dia petik dari hutan. Kemudian perut ini berbicara melalui bahasanya bahwa lambung ini sedah trgigit rasa lapar. Dengan lahapnya aku memakan buah itu dan kuakhiri dengan tegukan air tawar yg dia ambil dari sungai namun bagiku bagaikan tetesan air yang diambil dari surga.

Aku berusaha bangun, tiba-tiba tangan yang lembut itu menahan tubuhku untuk tidak beranjak dari pembaringanku. Senyap menjelma karena dia tak pernah berkata sedikit pun tapi aku merasakan kesunyian itu begitu damai apabila bersamanya.

Hari demi hari yang kulalui bersamanya telah tersimpul menjadi hitungan minggu dan bahkan bulan. Dia habiskan waktu tanpa sepatah kata pun. Sikapnya yang begitu lembut merantai jasad dan jiwaku. Tak semenit pun yang ingin kulewatkan tanpanya. Kebiasaannya membuatku menyimpulkan bahwa bibirnya tidaklah bisu tapi ada sesuatu yang membuatnya bisu. Aku bertanya dan terus bertanya, siapakah namanya?

Seiring waktu yang berjalan, jiwa kami terpaut dalam bingkai kehidupan yg begitu romantis dalam ruang-ruang cinta. Kami saling melayani bak sepasang kekasih dan kami melaluinya bersama kebisuan yang indah..

Pagi itu aku terbangun dari lelapnya tidur dalam selimut malam. Mataku mencari sosok perempuan yang membuatku menghargai setiap desah nafas yang kuhembuskan dan setiap detik yang tersimpul menjadi hitungan masa. Tak seperti biasanya, dia tak lagi menyambutku dengan senyuman dan lembut tatapan matanya.

Aku pun bergumam dalam hati, "Di mana kah engkau kekasihku? Tidakkah aku berharga lagi? Apakah senyum itu bukan untukku lagi"?

Keramaian yang terasa dalam jiwaku sekejap menjelma sepi dan begitu senyap dan aku pun teriris pisau kepedihan yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Duniaku seakan telah mati. Kutemukan dirinya terkapar di atas tanah basah karena hujan seperti saat dia menemukan jasadku yg perlahan memudar dari kehidupan. Tanganku meraih tubuhnya yang tak berdaya dan kuangkat dia ke dalam istana kami, biar dingin air hujan tidak membunuhnya dengan kejam. Kurebahkan tubuhnya, dan kulihat bibirnya perlahan bergerak ingin mengucapkan sesuatu...

Dia pun berbisik di telingaku, "Aku sangat mencintaimu".

Perlahan nafas dan detak kehidupannya berhenti. Aku pun terperanjat dalam kekosongan yang sangat lama dan sangat lama..

Aku pun kembali sendiri tapi sebenarnya aku adalah sebuah jasad tak bernyawa yang berjalan tak tentu arah. Jiwaku masih berada dalam kenangan masa lalu yang indah bersamanya. Hingga aku sampai pada tempat di mana ia menemukanku. Aku duduk tertegun dan terus berfikir mengapa dia tak pernah mengucapkan sepatah kata pun sampai nafas kehidupannya hampir habis?

Kemudian aku menyadari bahwa kata cinta itu hanyalah sekedar ungkapan tak bermakna yang mungkin hanya melahirkan kemunafikan demi sebuah tujuan yang tidaklah jelas dan wujud cinta itu adalah perbuatan cinta yang saling memuliakan.


Friday, 23 Jan '09
_.daengpoe._


http://www.kaskus.us/showthread.php?t=13797213

Sukses atau Gagal (Pilihan Anda)

Sukses Satu Cara,Gagal Satu Alasan




Quote:
Dalam setiap episode kehidupan yang kita jalani,pastilah ada masa di mana kita menghadapi
berbagai halangan dan rintangan,Besar maupun kecil,ringan maupun berat.Hal tersebut
sebenarnya adalah hal yang sangat lumrah terjadi,bahkan dalam setiap perjuangan
yang kita lalui,pada saat kita sedang berencana untuk mewujudkan semua impian,jalan
terjal pastilah kita lewati.Tak ada satupun hal semudah kita kira,bahkan meskipun
semua sudah kita rencanakan dengan sangat sempurna.Hambatan,kesulitan,gangguan,
kekeliruan,ketidakberhasilan,bahkan tak sedikit yang berujung pada kegagalan,
mau tidak mau harus kita terima.
Lantas harus bagaimanakah kita bersikap dalam menghadapi semua hal tersebut?
Hanya ada dua pilihan yang bisa kita ambil,Dua pilihan yang akan menghasilkan
dua hal yang bisa terjadi sangat bertolak belakang.


“Orang Sukses Selalu Kelebihan Satu

Cara ,Orang Gagal Selalu Kelebihan

Satu Alasan”


Quote:
Berpikir menjadi Orang Sukses

Orang seperti ini akan selalu memiliki kelebihan satu cara dalam setiap rintangan yang menghadang,

“Orang Sukses Selalu Kelebihan Satu Cara”.

Berpikir menjadi Orang Gagal

Orang seperti ini akan selalu memiliki kelebihan satu alasan dalam setiap tantangan yang menerjang,

“Orang Gagal Selalu Kelebihan Satu Alasan”.
Kedua sikap tersebut mempunyai dampak yang sangat berbeda,

Quote:
Sebab,meski mungkin problematika yang di hadapi sama,tetapi penyikapan yang
di pilih akan membawa perbedaan dalam bersikap dan bertindak.Perbedaan ini akan
terlihat dari sikap mental dalam menghadapi setiap masalah.Bagi yang bermental
sebagai pemenang pastilah akan jauh lebih siap dari pada mereka yang bermental miskin.

Mereka yang bermental miskin atau yang berjiwa the looser akan selalu mempunyai
dalih dan seribu satu alasan mengapa ia gagal dalam mewujudkan impian.Parahnya
dalih itu bisa datang silih berganti seolah tiada habisnya.Satu masalah selalu di sikapi
dengan satu atau bahkan lebih alasan tanpa ada solusi yang di tawarkan.
Satu problem yang muncul akan di jawab dengan seribu satu alasan yang hanya akan
membawa diri pada problem lain yang seolah takkan terselesaikan.Seorang bermental
miskin dan berjiwa kerdil akan selalu menemukan alasan mengapa dirinya bisa gagal.
Dan parahnya hampir semua dalih yang di kemukakan bahkan dengan alasan yang
masuk akal menunjuk pada pihak atau kondisi di luar dirinya.Inilah mental pecundang!
Jelas mental seperti ini adalah mental yang akan mengantar seseorang terjerumus
ke jurang kegagalan lebih dalam.

Sebaliknya,orang yang berjiwa pemenang dan bermental kaya,saat menghadapi
rintangan,halangan bahkan kegagalan,mereka akan melihat kedalam diri terlebih
dahulu.Mereka selalu mengutamakan instrospeksi dan evaluasi diri dengan mencari
penyebab dari dalam diri.Seseorang yang berjiwa the winner akan menilai segala
sesuatu dengan selalu mencari kekurangan dan kesalahan dari sumber penyebab
apa yang terjadi.Mereka akan dengan senang hati akan selalu berusaha mencari
dan kemudian memperbaiki penyebab tumbuhnya masalah dan kegagalan. Dengan
begitu,mereka selalu muncul dengan solusi-solusi terbaik untuk mengatasi semua
halangan dan rintangan.Hebatnya orang berjiwa pemenang ini seolah-olah bisa
mengatasi semua masalah yang di hadapi,bahkan dalam kondisi apapun.
Sebab,
mereka selalu muncul dengan semangat mencari solusi.Inilah yang membuat orang
sukses akan semakin sukses karena ia selalu mempunyai kelebihan satu atau bahkan
lebih cara untuk mencapai sukses sebenarnya.

Kedua hal tersebut sejalan dengan pepatah barat yang berbunyi,

“The Winner sees answer for every problem,The looser sees problem is every answer”

seorang pemenang selalu melihat jawaban di setiap\masalah.Sedangkan seorang
pecundang selalu melihat masalah di setiap jawaban.Tentu,ini adalah sebuah pilihan
sikap yang menentukasn akan menjadi bagaimana kita nanti.Jika yang kita biasakan
adalah memiliki satu alasan di setiaprintangan,pastilah kita akan semakin tenggelam
dalam kesulitanan.Sebaliknya,jika kita selalu memiliki satu cara untuk mencari solusi
di setiap halangan pastilah kita akan muncul sebagai seorang pemenang.

Bagi saya sendiri melalui proses perjuangan yang saya alami,semua itu mengantarkan
pada pengertian bahwa sukses sejati sebenarnya adalah akumulasi dari kegagalan
-kegagalan yang mampu kita atasi.Setiap halangan,rintangan,ujian dan cobaan
berupa kesulitan dan kegagalan sebenarnya merupakan sarana terbaik dalam melatih
dan mematangkan mental kita untuk menjadi pemenang sesungguhnya.
Maka,mari kita pastikan bahwa diri kita menjadi insan
yang selalu kelebihan satu cara bukan kelebihan satu alasan.


Quote:
terima kasih bagi yang sudah membaca.. 

Minggu, 08 April 2012

Beautiful article on Paul Scholes !

When Paul Scholes announced his decision to retire last summer, it encouraged me to revisit a number of eulogies given to the Manchester United icon during his illustrious career.
And, in doing so, I became rather misty-eyed when realising just how much I had idolised the midfield master during my teenage years, despite having no allegiance to the club for whom he plays for.

Growing up in Essex, supporting Manchester United was out of the equation - for me, at least - but I just found Scholes, with his unkempt ginger hair and baggy red shirt, a far more intriguing player than any of those representing my own club.

Witnessing Scholes orchestrate proceedings at Old Trafford would leave me mesmerised, unable to draw my gaze away from the television as the United midfielder blazed a trail of destruction but with a quite beautiful lightness of touch.

Deciding on your favourite player can be tempered by several factors and, as a subjective opinion, the choice you make is likely to be derided as much as it attracts agreement.

But I would like to think that my case for putting Scholeson a pedestal receives some significant kudos when the opinions of both Zinedine Zidane and Xavi are taken into account, who have led his numerous eulogies.

Zidane has championed the talents of Scholes more than many, and highlights never having had the opportunity to play alongside the latter as one of the greatest regrets of a sensational career.
“He’s almost untouchable in what he does," Zidaneexplained.
"I never tire of watching him play. You rarely come across the complete footballer, but Scholes is as close to it as you can get."
Barcelona maestro Xavi - the heartbeat of arguably the greatest club side ever - is also a huge admirer of Scholes, and believes he would have been more appreciated had he had a career in Spain.
"In the last 15 to 20 years the best central midfielder that I have seen — the most complete — is Scholes," said Xavi in an interview with the Daily Mail.

"I have spoken with Xabi Alonso about this many times. Scholes is a spectacular player who has everything.
"He can play the final pass, he can score, he is strong, he never gets knocked off the ball and he doesn’t give possession away. If he had been Spanish then maybe he would have been valued more."
Xavi has certainly has a point about Scholes being undervalued, but one suspects this can also be attributed to generation in which he played rather than a lack of appreciation for pure football from English spectators.

The Spain international is a prime example of the high esteem in which the cultured central midfielder is held in at the present, with the exploits of Barcelona affording greater scrutiny on a player operating in the role of conductor.

Although midfielders like Zidane, Pavel Nedved and Luis Figo were all awarded the Ballon d'Or during the first phase of Scholes' career there is a sense that, had the latter been at his peak during the present day, he would be held in even higher regard than he is now.

While the above three players featured prominently at the Ballon D'Or during the late 1990s and early 2000s, Scholes was never even afforded a position in Europe's top three players over the course of his career. A quite baffling statistic.

There is a sense that, although Scholes is often lavished with praise, he will never be mentioned alongside the likes of Sir Stanley Matthews or Bobby Moore as the greatest players England has ever produced.

But, in reality, Scholes deserves his place at the very summit when compared to England's finest, and it is difficult to comprehend that the loins of these shores will ever bear a more complete player.

Yes, his detractors will point towards an inability to tackle as cleanly as some, and his desire for on-field retribution has often culminated in sanctions from referees.

However, never has there been an Englishman to possess such radar like vision or torpedo-esque accuracy when searching for the feet of a teammate over a any distance.

The 37-year-old was also blessed with the highly-valued commodity of being able to contribute frequently with goals from midfield, something he was could demonstrate from an early age, having scored 14 times in his first full season.

Scholes still has that knack of reading attacks to perfection and arriving in the area at precisely the right time, which he has shown with two goals in ten league appearances even in the twilight of his career.

Despite his supreme talents, Scholes has never had the wider appeal to non-football fans, and will never be considered to hold a superstar status like former teammates David Beckham or Cristiano Ronaldo.

Perhaps that is why he was often neglected when it comes to recognising the game's very best players, but this has always suited Scholes just fine.

Scholes once described his regular day as "train in the morning, pick up my children from school, play with them, have tea, put them to bed and then watch a bit of TV."

It is this reluctance to revel in the trappings that accompany life as a professional footballer that make Scholes all the more impressive. 

Modesty is an often under-valued quality, yet he has it in abundance.

As a man, as a professional and as a talent, there are few players to have graced the game that will deserve the honour of being compared to Scholes in any of these categories.

Scholes is the full-package, and the eulogies will begin once again when he retires for the second time at the end of this season.


http://www.givemefootball.com/

MISTERI KAKI KIRI ANTONIO VALENCIA


Kaki Kiri Antonio Valencia


oleh : Pangeran Siahaan

Ada banyak misteri yang belum terpecahkan di dunia ini: Siapa yang membangun Stone Henge? Apa yang terjadi pada Federico Garcia Lorca? Benarkah Segitiga Bermuda adalah pangkalan alien? Siapa yang mengotaki pembunuhan John F. Kennedy? Di manakah jenazah Amelia Earhart? Apakah El Dorado benar-benar ada?

Untuk melengkapi berbagai pertanyaan tanpa jawaban di atas, Anda bisa menambahkan pertanyaan, apa sebenarnya guna dari benda yang secara anatomis mirip dengan kaki kiri yang menempel pada pangkal paha Antonio Valencia?

Anda tak tahu apa fungsi dari kaki kiri Valencia dan saya bahkan tidak yakin kalau Valencia sadar bahwa ia memiliki kaki kiri. Valencia adalah pemain sepak bola paling mono-dimensional di dunia ini.

Ia seorang sayap kanan sejati yang lebih one-sided dari majalah-majalah keagamaan ekstrim yang menyebarkan hate speech. Anda bisa menaruh Sarah Palin, Jean Marie Le Pen, Tifatul Sembiring dalam ruangan yang sama dan mereka semua akan minder melihat betapa “kanan” seorang Antonio Valencia.

Valencia adalah kebalikan dari manuver bajaj di jalan raya yang tidak bisa ditebak. Orang bilang hanya Tuhan dan si supir bajaj yang tahu ke arah mana ia akan membelok karena ketiadaan lampu sein.

Sebaliknya, setiap Valencia menggiring bola mendekati kotak penalti, bek yang menjaganya, penonton yang menyaksikan, hingga Andrea Bocelli pun tahu ke arah mana Valencia akan bermanuver. Ia pasti menggiring bola ke arah luar karena kaki kirinya hanya sebuah formalitas. Hampir-hampir nir fungsi, mirip kotak pengaduan konstituen yang selalu diacuhkan.

Walaupun manuver Valencia di lapangan sama bisa ditebaknya dengan artis-artis Indonesia yang mendadak religius bila tertimpa skandal, tetap saja laju pemain asal Ekuador ini sulit ditebak. Setiap bek yang menjaga Valencia selalu terlihat seperti siswa di kelas yang terlambat mencerna pelajaran: selalu jatuh dalam kesalahan yang sama.

Valencia memang tidak segemerlap pemain asal Portugal yang posisinya di sayap kanan Manchester United ia gantikan. Valencia tidak mempunyai segudang tarian dengan bola, tapi ia adalah kereta cepat yang akan terus melaju tanpa transit. Hampir mustahil menghentikan Valencia dalam posisi berlari karena lajunya yang mirip antelop tak bisa dikejar.

Karena kecepatannya, maka bek lawan lebih suka untuk menunggunya mendekati kotak penalti sekaligus menjaga sisi luar agar Valencia tidak menggiring bola ke arah sana. Dalam banyak kesempatan hal ini sering kali sukses, tapi Valencia lebih keras kepala dengan bersikukuh untuk terus menggunakan kaki kanannya sekaligus membingungkan bek yang berpikir bahwa kondisi itu lebih baik untuk dimanfaatkan dengan kaki kiri.

Kaki kanan Valencia adalah organ otonom yang bisa melakukan apa saja yang ia mau, tidak seperti kaki kirinya yang dianaktirikan. Kaki kanan Valencia adalah Bawang Merah, kaki kirinya Bawang Putih. Anehnya, Valencia bukannya tak bisa menggunakan kaki kirinya. Dalam beberapa kesempatan langka ketika ia benar-benar terdesak, Valencia bisa mengoper dengan kaki kiri.

Maka dari itu, saya berkesimpulan Valencia seperti tak memercayai kaki kirinya. Entah apa yang sudah dilakukan kaki kiri Valencia terhadap dirinya di masa lalu. Mungkin kaki kirinya merebut pacar Valencia, atau mungkin kaki kirinya menghina ibu Valencia.

Bisa jadi kaki kirinya punya utang segudang yang belum dibayar atau kaki kirinya pernah ketahuan mencuri barang dari kaki kanannya. Entah, tapi saya tak mau menutup kemungkinan bahwa Valencia menyerap dengan saksama anjuran dari wali kota Depok untuk tidak makan nasi pada hari Selasa dan selalu menendang bola dengan kaki kanan.

Apa pun itu, kaki kanan Valencia adalah hal yang menakutkan bagi penjaga gawang, terlebih dari sudut-sudut sempit seperti yang ia tunjukkan saat melawan Blackburn Rovers kemarin. Perdebatan terjadi apakah Valencia benar-benar memaksudkan tendangan super kencang nan melengkung itu sebagai tembakan langsung ke gawang atau sekadar salah tendang yang berbuah manis. Tapi hanya penggemar teori konspirasi picisan yang kebanyakan waktu luang yang menghabiskan waktu untuk berpolemik demikian.

Kaki kanan Valencia telah menyumbang empat gol dan 12 assists musim ini – menyamai prestasi David Silva tapi dengan 700 menit bermain yang lebih sedikit. Tak diragukan lagi, kaki kanan Valencia adalah salah satu faktor menentukan dalam kiprah United musim ini.

Bila United merengkuh gelar juara liga ke-20 musim ini (dan rasanya akan segera terjadi dalam hitungan pekan), maka kaki kiri Valencia akan bergabung dengan Manchester City dan Liverpool dalam barisan kaum yang cemburu menyaksikan prestasi United.



http://www.beritasatu.com/blog/olahraga/1529-kaki-kiri-antonio-valencia.html